Thursday 26 February 2015

punuk unta

antunna sebelumnya malbers mo kasih tau nih klo antunna mo nanya ato ngirim saran langsung ke ask.fm kita aja namanya malbers sofia ok...


Ada yang mengerti dengan kosa kata yang Indah tampilkan pada judul? Awalnya Indah juga enggak mengerti apa-apa tentang ini sebenarnya. Tapi selidik menyelidik, Indah temukan apa maksud dari jilbab punuk unta! Haha. Hus, lanjut ke topik! Ini tentang model jilbab. SubhanaAllah, ternyata aja jua model jilbab punuk unta. Mau coba gak? Tapi kalau sahabat muslimah coba akan mengundang murka Allah. Saya rekomendasikan kepada para dokter (eh, salah. Ini bukan iklan pasta gigi deng). Hehe, Indah rekomendasikan kepada sahabat yang memakai atau belum pernah memakai model jilbab punuk unta ini. Harap jangan untuk memakai model jilbab ini! Indah katakan ini, BERBAHAYA! Sebelumnya, Indah perlihatkan model jilbab punuk unta ini:




 

Pernah lihatkan muslimah yang memakai jilbab seperti itu? Mirip apa? Jelas banget itu gambarannya! Mirip punuknya unta? Malah sampai ada yang lebih tinggi lagi punuk unta di jilbab seorang muslimah lho. Padahal, bersangkutan dengan yang Indah tuliskan tadi, itu BERBAHAYA. Sahabat bisa lihat di hadits ini:
Disebutkan Oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam Dalam Hadits Shahih Riwayat Imam Muslim dan Lainnya bahwa mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan Mencium Bau Wangi Surga, Padahal Bau Wangi Surga Bisa Dicium Dari Jarak yang sangat jauh.
Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wa Sallam bersabda:
“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya,
1. Kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia [maksudnya penguasa yang dzalim],
2. dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh sekali]”.
(HR. Muslim).
Yang Indah kasih garis tebal itu memiliki penafsiran bahwa itu maksudnya adalah  yang menyisir rambutnya dengan gaya condong ke atas. Ia berkata: yaitu dengan memilin rambut dan mengikatnya ke atas kemudian menyatukannya di tengah-tengah kepala sehingga menjadi seperti punuk-punuk unta.
Lalu ia berkata: ini menunjukkan bahwa maksud perumpamaan dengan punuk-punuk unta adalah karena tingginya rambut di atas kepala mereka, dengan dikumpulkannya rambut di atas kepala kemudian dipilin sehingga rambut itu berlenggak-lenggok ke kiri dan ke kanan kepala.
Indah juga ada ni. Silakan dibaca:
Fatwa dari Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah:
Pertanyaannya seperti ini :
Apa hukum seorang wanita mengumpulkan (menggelung/sanggul) rambutnya di atas lehernya dan di belakang kepalanya yang membentuk benjolan sehingga ketika wanita itu memakai hijab, terlihat bentuk rambutnya dari belakang jilbabnya?
Jawaban :
Ini adalah kesalahan yang terjadi pada banyak wanita yang memakai jilbab, dimana mereka mengumpulkan rambut-rambut mereka di belakang kepala mereka sehingga menonjol dari belakang kepalanya walaupun mereka memakai jilbab di atasnya. Sesungguhnya hal ini menyelisihi syarat hijab yang telah kukumpulkan dalam kitabku “Hijab al-Mar’ah al-Muslimah minal Kitab was Sunnah”.
Dan diantara syarat-syarat tersebut adalah pakaian mereka tidak membentuk bagian tubuh atau sesuatu dari tubuh wanita tersebut, oleh karena itu tidak boleh bagi seorang wanita menggelung rambutnya dibelakang kepalanya atau disampingnya yang akan menonjol seperti itu, sehingga tampaklah bagi penglihatan orang walaupun tanpa sengaja bahwa itu adalah rambut yang lebat atau pendek. Maka wajib untuk mengurainya dan tidak menumpuknya.
Sumber : “Silsilatul Huda wan Nur“.
Okeh, Indah ulang tentang penafsiran hadits tadi:
Maksud dari hadits “kepala mereka seperti punuk onta”, adalah wanita yang menguncir atau menggulung rambutnya sehingga tampak sebuah benjolan di bagian belakang kepala dan tampak dari balik hijabnya .
Ancaman yang sangat keras bagi setiap wanita yang keluar rumah menonjolkan rambut yang tersembunyi di balik hijabnnya dengan ancaman tidak dapat mencium bau wangi surga, padahal bau wangi surga bisa dicium dari jarak yang sangat jauh.
Apabila telah ada ketetapan dari Allah baik berupa perintah atau pun larangan, maka seorang mukmin tidak perlu berpikir-pikir lagi atau mencari alternatif yang lain. Terima dengan sepenuh hati terhadap apa yang ditetapkan Allah tersebut dalam segala permasalahan hidup.
Kalau kita perhatikan dengan seksama. Akan jelas sekali fenomena yang menghadang para muslimah ini. Apa yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam hadits itu. Nyatanya? Memang banyak yang memakainya.
Jadi, inti dari larangan dalam hadits tersebut adalah bertabarruj, yaitu keluar rumah dengan berdandan yang melanggar aturan syari’at dan berjilbab yang tidak benar sebagaimana firman Allah:
“dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu (bertabarruj) berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu“. (QS. Al-Ahzaab: 33).
Jadi, buat sobat-sobat muslimah, yuk pakai jilbabnya yang biasa-biasa aja. Yang syar’i, yang ndak ketat, yang ndak tembus pandang, dan yang ndak berpunuk unta. Iya bukan? Yapss! Kan capek ya? Unta dibawa-bawa. Kan berat boo :D
Semoga bermanfaat!
Wallahu A’lam

sumber: indah fatmawati
kesesatan film king suleiman

antunna malbers mo bagi bagi artikel nih...

 

Solutionts - Mencari Info Dan Pengetahuan Dengan Solusi.Film King Suleiman mulai ditayangkan di ANTV, Senin (22/12/2014) malam. Segera, film seri yang menceritakan Sultan Sulaiman Al Qanuni ini menuai protes umat Islam. Berikut 10 ‘dosa’ yang membuat film produksi Tims Productions ini diprotes:

Tidak sesuai fakta sejarah
‘Dosa’ terbesar film King Suleiman adalah mengisahkan Sultan Sulaiman Al Qanuni, tetapi memasukkan banyak unsur fiktif yang bertolak belakang dari sejarah. Hal ini pula yang membuat Erdogan mengecam film tersebut ketika ditayangkan di Turki akhir 2012 lalu.

Mengadopsi novel The Sultan’s Harem
Alih-alih mengambil cerita dari buku sejarah, cerita dalam film King Suleiman justru mirip dengan novel berjudul The Sultan’s Harem karya Colin Falconer. Bahkan di Timur Tengah, film ini juga diberi judul yang maknanya sama.

Tentu saja, novel itu bukanlah buku sejarah. Banyak cerita fiksi yang dimasukkan, bahkan cenderung mendominasi. Seperti judulnya, porsi terbesar cerita dalam novel itu adalah harem (para wanita yang dihimpun dan dipercantik untuk disajikan di ranjang raja) dengan segala kencatikan-keseksian dan intriknya. Itu pula yang dihadirkan dalam film King Suleiman.

Wanita-wanita tak menutup aurat
Film King Suleiman menampilkan wanita-wanita di istana Daulah Utsmaniyah, baik harem maupun istri Sultan, sebagai sosok yang tidak berjilbab dan berpakaian seksi. Bisa jadi pembuat film mengambil model masyarakat sekuler Turki pasca Mustafa Kemal. Padahal, pada zaman Sultan Sulaiman Al Qanuni, Daulah Ustmaniyah menerapkan undang-undang dari syariat Islam yang tentu saja mewajibkan perempuan muslimah berjilbab. Apalagi istri Sultan. Sebab beliau digelari Al Qanuni karena penerapan undang-undang berbasis syariat Islam tersebut.

Tarian erotis di depan Sultan
Dalam film King Suleiman, bahkan sejak episode perdana, digambarkan Sultan disuguhi tarian-tarian erotis di depan matanya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan pribadi Sultan dalam sejarah Daulah Utsmaniyah. Bahkan, jika tidak disensor, film tersebut juga menampilkan adegan ‘ranjang’.

Sultan yang angkuh
Di film King Suleiman, Sultan Sulaiman Al Qanuni digambarkan sebagai sosok yang angkuh. Padahal, dari buku-buku sejarah Islam, Sultan Sulaiman Al Qanuni adalah sosok yang bijak dalam mengambil keputusan. Karenanya ia menjadi salah seorang pemimpin Daulah Utsmaniyah yang paling disegani.

Sultan suka berganti-ganti pasangan
Dalam film ini, Sultan juga digambarkan sebagai pria yang suka berganti-ganti pasangan. Bahkan dalam novelnya, Sultan bisa memilih siapa saja harem yang akan menemaninya di ranjang.

Penyesatan informasi
Meskipun ada yang membela film tersebut hanya sebuah hiburan, nyatanya film mampu membentuk persepsi jutaan penonton terhadap kisah yang difilmkan. Dengan cerita yang tidak sesuai sejarah, film tersebut sengaja atau tidak sengaja telah membelokkan sejarah Sultan Sulaiman Al Qanuni dan Daulah Utsmaniyah dalam benak masyarakat.

Merusak citra Daulah Islam
Dengan menitikberatkan cerita pada harem dan percintaan yang sebenarnya fiktif, film King Suleiman membuat citra Daulah Islam ternoda. Apalagi, masa Sulaiman Al Qanuni dikenal dalam sejarah Islam sebagai puncak keemasan kekhilafahan Turki dengan berkembangnya dakwah ke tiga benua.

Merusak citra pemimpin Islam
Meskipun film ini hanya bercerita soal Sultan Sulaiman, tetapi bisa membentuk persepsi orang-orang awam atau yang belum mengenal Islam dengan baik berkesimpulan bahwa kehidupan pemimpin Islam tak ubahnya seperti gambaran film tersebut. Erat dengan wanita seksi, tarian, dan kebobrokan moral.

Merusak citra Islam
Gabungan dari sembilan ‘dosa’ sebelumnya dapat membentuk ghazwul fikri yang cukup dahsyat. Meskipun pada awalnya hanya ‘menyerang’ Sultan Sulaiman Al Qanuni, lalu Daulah Utsmaniyah, pada akhirnya juga mengarah pada citra Islam. Orang-orang awam, terutama non muslim, bis amengambil kesimpulan bahwa Islam adalah seperti apa yang difilmkan. Jika persepsi itu yang muncul, mereka dapat terhalang dari dakwah Islam karena menutup diri berdasarkan informasi awal itu.

sumber: solution blog

Sunday 22 February 2015

Dibalik Setiap Masalah Pasti ada Rahmat Allah
antunna malbers mo bagi bagi pengalaman nih. 
ini tentang awal pembuatan blog ini, pokoknya waktu itu kita bikin blog ini pas lagi ada acara di pondok kita, nah acaranya tuh kayak latihan buat melatih kedisplinan dan kepemimpinan. dan itu sering ada panggilan gitu buat di bentak bentak, pas kita bikin blog ini ternyata ada pemanggilan dan itu gak kedengaran sampe akhirnya kita telat 34/40 menit. kita udah jelasin ke kakak pembina kalau kita telat karena niat jihad, tapi tetep ga di dengerin. akhirnya ada salah satu temen kita yang maju buat ngasih argumen ke kita untuk menghukum kita, membangunkan satu pondok untuk shalat qiyamul lail. disitu bukannya kita nyesel karena nama kita dicatet atau dapet i'qab, dalem hati kita seneng beud beudan karena iqabnya itu malah membuat kita semakin dekat dengan ALLAH (amiin), iya ga? 
 Nah, pas pemanggilan slanjutnya di penghujung acara dibacain nominasi-nominasi santri ter blablabla dan tiba tiba pembinanya ngomong "yang waktu itu ngebangunin qiyamul lail, juga maju ke depan"  -itu kita-. maksudnya ,kan orang orang yang maju itu orang-orang pilihan, dan kita termasuk!!!! yey. subhanallah banget, kita ga nyangka, kita pikir orang-orang yang dicatet namanya itu adalah orang-orang yang bakal dicoret nama baiknya, ternyata nggak semaunya kayak gitu, soaLnya santri-santri lain yang dicatet ga dipanggil, cuman kita doang. sekarang kita liat perbedaannya, mereka yang dicatet itu gara-gara apa, dan kita yang dicatet gara-gara apa, kita jihad. jadi hikmahnya ituuu, baca aja di judul. Mulai sekarang, kita-kita jangan takut untuk berbuat baik terutama di jalan Allah. oke?